Tribuanapost.id-Jepara, Sebanyak 100 siswa dari keluarga kurang mampu di Kabupaten Jepara akan mengawali pendidikan di Sekolah Rakyat sementara yang berlokasi di Balai Latihan Kerja (BLK) Pecangaan. Kebijakan ini diambil sambil menunggu penyelesaian pembangunan gedung permanen di Desa Suwawal Timur yang diperkirakan mulai beroperasi tahun ajaran 2026/2027.
Tahapan Pembangunan Sekolah Permanen
Bupati Jepara Witiarso Utomo menjelaskan perkembangan proyek:
- Tahap Desain: Penyusunan Detail Engineering Design (DED) akan rampung September 2025
- Konstruksi: Groundbreaking direncanakan Oktober 2025
- Target Operasional: Tahun ajaran 2026/2027
“Fasilitas di BLK Pecangaan bersifat sementara. Nantinya akan dipindahkan ke lokasi permanen di Suwawal Timur,” tegas Witiarso saat konferensi pers, Rabu (2/7).
Sistem Pembelajaran Inklusif
Sekolah Rakyat menerapkan model unik:
- Pembagian Kelas:
- 2 rombel SD
- 1 rombel SMP
- 1 rombel SMA
- Kriteria Siswa:
- Tidak dibatasi usia
- Menerima anak jalanan
- Prioritas keluarga miskin
“Kami sedang melakukan verifikasi kelayakan. Termasuk kasus anak 15 tahun yang mau mulai SD, atau anak punk yang ingin sekolah,” papar bupati yang akrab disapa Wiwit ini.
Kunjungan ke Calon Siswa
Siang hari sebelumnya, Witiarso mengunjungi keluarga Rusmi di RT 6 RW 1 Desa Ngeling. Tiga anak Rusmi akan menjadi siswa perintis:
- Mirza Ramadhani (7 tahun) – Calon SD
- Anak kedua (11 tahun) – Kelas 5 SD
- Anak pertama (15 tahun) – Lulus SMP akan melanjutkan SMA
“Sesuai arahan Mensos, kami turun langsung memverifikasi kondisi calon siswa,” ujar Witiarso.
Respons Masyarakat
Tokoh masyarakat Desa Ngeling, Sutrisno (45), menyambut positif program ini:
“Bagi kami yang kesulitan biaya sekolah, ini angin segar. Anak-anak bisa sekolah tanpa beban seragam dan uang pangkal.”
Tantangan ke Depan
Dinas Pendidikan Jepara masih menghadapi beberapa kendala:
- Penyediaan guru khusus
- Modifikasi kurikulum
- Penyiapan fasilitas pendukung di lokasi sementara