Tribuanapost.id-Rembang, 2 Mei 2025 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang mempercepat realisasi pembangunan Sekolah Rakyat dengan menyiapkan lahan seluas [luas] di sebelah utara Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Sulang. Langkah ini ditindaklanjuti setelah tim Kementerian PUPR Provinsi Jawa Tengah melakukan tinjauan lokasi pekan lalu.
**Rencana Pembangunan Multijenjang**
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dindikpora) Rembang, Sutrisno, mengungkapkan sekolah ini akan memiliki tiga jenjang pendidikan:
– SD (2 rombongan belajar)
– SMP (2 rombongan belajar)
– SMA (2 rombongan belajar)
“Dengan kapasitas 25 siswa per rombel, Sekolah Rakyat ini dapat menampung 150 siswa dari keluarga kurang mampu,” jelas Sutrisno kepada media, Kamis ([tanggal]).
**Tantangan Penyediaan Tenaga Pendidik**
Meski pembangunan fisik sudah dirancang, penyediaan guru dan tenaga kependidikan masih menunggu kepastian pusat:
– Direktorat KSPSTK dan Ditjen GTK Kemendikbudristek berencana membuka seleksi kepala sekolah
– Pemkab belum menerima surat resmi, hanya informasi tidak langsung dari kabupaten lain
– Sistem seleksi akan menggunakan aplikasi digital yang memfilter guru berkompeten
“Kami sedang berkoordinasi dengan provinsi untuk mempercepat proses ini,” tambah Sutrisno.
**Pola Pembiayaan Hybrid**
Pembangunan akan menggunakan dana APBN dengan kemungkinan keterlibatan swasta:
– Menteri Sosial RI menyatakan terbuka untuk kemitraan publik-swasta
– Anggaran konstruksi diproyeksikan mencapai Rp [nilai] miliar
– Biaya operasional akan ditanggung pemerintah melalui BOS dan dana dekonsentrasi
**Konsep Pendidikan Inklusif**
Sekolah Rakyat dirancang sebagai solusi pendidikan bagi keluarga miskin:
– Berbasis asrama dengan fasilitas lengkap
– Gratis tanpa pungutan dengan konsep full-day school
– Fokus pada pendidikan karakter dan keterampilan vokasional
“Target kami adalah memutus siklus kemiskinan melalui akses pendidikan berkualitas,” tegas Kepala Dinsos PPKB Rembang, [Nama Pejabat].
**Dukungan Masyarakat**
Koordinator LSM Pendidikan [Nama LSM], [Nama Aktivis], menyambut baik inisiatif ini:
“Model sekolah asrama terbukti efektif untuk anak marginal. Kami siap mendukung dengan program pendampingan.”
**Tahapan Pembangunan**
1. Q3 2024: Penyelesaian kajian teknis
2. Q4 2024: Pelelangan proyek
3. Q1 2025: Pembangunan fisik dimulai
4. Q3 2025: Target operasional
Pemkab menjamin transparansi proses pembangunan dan perkembangan proyek.
**Analisis Pakar**
Salah satu tokoh pendidikan yang enggan disebut namanya, menekankan pentingnya:
– Integrasi dengan program keluarga harapan
– Pelatihan guru khusus untuk siswa marginal
– Sistem evaluasi berkelanjutan
“Keberhasilan model ini tergantung pada pendekatan holistik, bukan hanya infrastruktur,” pungkasnya.