Tribuanapost.id-Semarang,Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Tengah menggelar talkshow bertajuk “Malnutrisi: Ancaman Bagi Terwujudnya Generasi Emas Indonesia” di Wisma Perdamaian, Kamis (1/8/2024). Acara ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya literasi gizi kepada masyarakat, khususnya kader PKK, dalam rangka penurunan angka stunting di Jawa Tengah. Dalam kegiatan ini, TP PKK Jawa Tengah menggandeng PT Indofood CBP sebagai mitra strategis.
Penjabat Ketua TP PKK Jawa Tengah, Shinta Nana Sudjana, dalam sambutannya menyoroti tantangan serius yang dihadapi Indonesia dalam upaya mencapai visi “Indonesia Emas 2045”. Salah satu tantangan utama adalah masalah stunting (tengkes) dan wasting (kurus), yang dapat menjadi hambatan bagi Indonesia dalam keluar dari label negara berkembang menuju negara maju jika tidak ditangani secara serius sejak dini.
“Indonesia Emas 2045 menghadapi sejumlah tantangan. Dua di antaranya adalah stunting dan wasting. Jika tidak terselesaikan sejak dini dan serius, bisa menjadi aral bagi Indonesia keluar dari label negara berkembang, menuju negara maju,” ujar Shinta.
Shinta menambahkan bahwa data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan bahwa kasus stunting di Indonesia masih cukup tinggi, dengan 21,6 persen anak atau 1 dari 5 anak mengalami stunting. Selain itu, 7,7 persen anak atau 1 dari 12 anak mengalami wasting. Kondisi ini, menurutnya, membutuhkan perhatian serius, terutama dari segi peningkatan literasi gizi.
“Maka kegiatan ini meningkatkan literasi gizi, agar memastikan pentingnya gizi untuk fisik dan kognitif anak,” tuturnya.
Ketua Pokja IV TP PKK Jawa Tengah, Retno Sudewi, menjelaskan bahwa talkshow ini diharapkan dapat menambah literasi dan mengedukasi kader PKK mengenai pentingnya pencegahan stunting. Menurutnya, masalah gizi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan peran aktif dari sektor swasta dan masyarakat.
“Ini bagian dari kerja sama pentahelix. Tidak hanya pemerintah, juga pihak swasta untuk dapat memberikan edukasi kepada ibu-ibu, kader PKK, agar dapat mencegah stunting. Makanan bergizi tidak harus mahal, apa yang ada di sekitar kita, bisa menyehatkan,” papar Retno.
Dalam acara tersebut, beberapa narasumber dihadirkan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya gizi dan cara mencegah stunting. Narasumber yang hadir antara lain Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Tengah, Dr. dr. Fitri Hartanto, SpA(K), serta Nutritionist Indofood, Yunita Purnamasari.
Dr. Fitri dalam pemaparannya menekankan pentingnya asupan gizi yang mencakup makronutrien dan mikronutrien bagi anak untuk mencegah stunting. Makronutrien meliputi protein, karbohidrat, dan lemak, sementara mikronutrien terdiri dari vitamin dan mineral. Ia menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi yang terjadi akibat kekurangan nutrisi yang dimulai dari kurangnya berat badan atau tinggi badan yang tidak optimal selama masa pertumbuhan.
“Stunting adalah kondisi akhir yang diawali dengan kekurangan nutrisi (malnutrisi). Gejalanya adalah kekurangan berat atau tinggi yang tidak optimal selama masa pertumbuhan. Jika tidak ditangani, bisa menyebabkan perkembangan otak tidak optimal,” jelas Dr. Fitri.
Selain itu, Dr. Fitri juga mengingatkan tentang bahaya kondisi kelebihan nutrisi yang berujung pada kelebihan berat badan. Kondisi ini juga tidak sehat, karena tubuh menerima asupan nutrisi yang berlebihan, yang bisa menimbulkan masalah kesehatan lainnya.
“Sedangkan untuk perkembangan (otak) agar sirkuit sinap-sinap menjadi sirkuit positif, perlu pengalaman yang dibor diajarin agar menjadikan cerdas, tidak bisa instan,” pungkasnya.
Talkshow ini menjadi salah satu langkah nyata TP PKK Jawa Tengah dalam upaya mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang dan pencegahan stunting. Diharapkan melalui kegiatan ini, para kader PKK dapat menjadi agen perubahan yang aktif dalam upaya menurunkan angka stunting di daerahnya masing-masing, demi mewujudkan generasi emas Indonesia yang sehat dan cerdas di masa depan.(Red)