Tribuanapost.id-Rembang,Keberhasilan penghijauan di Pantai Karangjahe Beach (KJB) menandai pencapaian penting bagi M. Ali Mustofa dan pemuda Desa Punjulharjo, Rembang. Usaha mereka, yang dimulai sejak 2009, kini mendapatkan pengakuan yang luar biasa dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dengan meraih penghargaan terbaik I kategori Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) dalam ajang lomba Wana Lestari tingkat Nasional 2024. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar, pada acara Temu Karya Teladan Wana Lestari di Jakarta pada 14-18 Agustus 2024.
Upaya penghijauan ini berawal dari inisiatif Ali dan para pemuda desa yang mulai menanam cemara pantai untuk mengatasi masalah abrasi di kawasan pesisir. Cemara pantai, yang dipilih karena kesesuaiannya dengan kondisi tanah pantai, tidak hanya berhasil mengurangi erosi tetapi juga berkembang menjadi daya tarik wisata. Dengan perawatan dan komitmen yang berkelanjutan, cemara pantai menjadikan Pantai Karangjahe sebuah destinasi ekowisata yang populer, menarik banyak pengunjung dengan keindahan alamnya yang menakjubkan.
Ali Mustofa, yang sehari-hari berperan sebagai PKSM, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini bukan hanya hasil dari kerja keras mereka, tetapi juga merupakan buah dari dedikasi dan komitmen untuk menjaga keberlangsungan lingkungan. “Yang cocok dengan kondisi tanah di pantai pada saat itu adalah tanaman cemara. Kemudian kita rawat dan berkomitmen untuk menjaganya hingga saat ini,” ujarnya dengan bangga.
Penghargaan yang diterima tidak hanya membawa kebanggaan, tetapi juga dampak positif bagi masyarakat setempat. Kehadiran BUMDes Abimantrana, yang dibentuk untuk mengelola potensi wisata di pantai berpasir putih yang teduh oleh pohon cemara, telah meningkatkan ekonomi lokal dan membuka peluang pekerjaan. Selain itu, masyarakat juga merasakan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui berbagai pelatihan dan program pengembangan.
Tidak berhenti di situ, Ali dan kelompoknya terus memperluas upaya penghijauan mereka ke berbagai titik di desa. Dengan jargon “Memiliki Potensi Alam yang Dulunya Terkikis Kini Berdiri Megah Menjadi Alam yang Eksotis,” mereka berkomitmen untuk menjaga dan memelihara alam agar tetap lestari. Penghargaan nasional ini menjadi dorongan tambahan bagi mereka untuk terus aktif berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan memajukan kehutanan.
Ke depan, Ali berencana untuk mengembangkan edu park di Desa Punjulharjo yang menampilkan situs perahu kuno dan memperluas jasa wisata lingkungan berbasis kehutanan ke desa-desa lain di Kabupaten Rembang. Ali berharap, dampak positif dari penghargaan ini akan menginspirasi lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan dan memajukan upaya kehutanan di seluruh Indonesia.
“Dengan dampak positif yang dirasakan, kami terus berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk menciptakan wawasan peduli lingkungan yang lebih luas di masyarakat,” ungkap Ali dengan penuh semangat. Dengan tekad dan dedikasi mereka, Ali dan komunitas Desa Punjulharjo membuktikan bahwa upaya kecil dapat menghasilkan perubahan besar dan berkelanjutan.(Diti)