Tribuanapost.id-Rembang,Pemerintah Kabupaten Rembang terus menggenjot program pelatihan keterampilan bagi calon tenaga kerja dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang siap bersaing di dunia kerja. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker), pelatihan keterampilan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) Rembang telah memasuki tahap kedua pada bulan Mei yang lalu.
Pada tahap kedua ini, terdapat lima jenis pelatihan yang dilaksanakan, yaitu pembuatan batik tulis yang diikuti oleh 14 peserta, pembuatan roti dan kue dengan 16 peserta, pemeliharaan dan perbaikan AC rumah dengan 16 peserta, menjahit dengan 16 peserta, dan fitter structure (perencanaan, pembuatan, dan pemasangan konstruksi baja) yang juga diikuti oleh 16 peserta. Berbagai pelatihan ini bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan di dunia kerja atau untuk memulai usaha mandiri.
Wakil Bupati Rembang, M. Hanies Cholil Barro’, menegaskan bahwa Pemkab Rembang akan terus membuka program pelatihan keterampilan bagi calon tenaga kerja dengan berbagai jenis pelatihan yang semakin beragam. “Banyak sekali pelatihan keterampilan di Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, jadi bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan keterampilan,” ujarnya. Hal ini diharapkan dapat memberikan banyak pilihan kepada masyarakat sehingga mereka dapat memilih pelatihan yang sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
Menurut Wakil Bupati yang akrab disapa Gus Hanies ini, iklim kerja yang kondusif di Kabupaten Rembang patut disyukuri. Ia berharap ke depannya kondisi ini akan semakin membuka kran industrialisasi yang lebih luas. “Tentu semua ini berkat kerja sama antara Pemkab, perusahaan, dan asosiasi pekerja. Suasana kondusif, dinamikanya bisa dikendalikan dengan baik,” jelasnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Rembang, Dwi Martopo, optimis bahwa angka pengangguran di wilayahnya akan semakin menurun. Hal ini didukung oleh data yang menunjukkan bahwa pada tahun 2022, angka pengangguran di Kabupaten Rembang adalah yang terendah di Jawa Tengah, dan pada tahun 2023 menjadi yang ketiga terendah di provinsi tersebut. “Kami optimis angka pengangguran akan terus menurun dengan adanya berbagai program pelatihan keterampilan ini,” ujarnya.
Dwi Martopo juga menyoroti bahwa perusahaan seperti pabrik sepatu PT PWI menargetkan perekrutan 1.500 tenaga kerja baru, namun kenyataannya target tersebut belum terpenuhi. “Ini belum terpenuhi, ada apa sebetulnya? Karena kita juga membangun pemahaman masyarakat bahwa kerja tidak harus di pabrik, tapi juga bisa dengan wirausaha,” terangnya. Hal ini menunjukkan perlunya penguatan program pelatihan dan pendidikan kewirausahaan agar masyarakat memiliki alternatif selain bekerja di sektor formal.
Selain itu, Dwi mengakui bahwa terdapat tantangan dalam pemenuhan kebutuhan tenaga kerja oleh perusahaan yang lebih membutuhkan tenaga kerja perempuan dibandingkan laki-laki. “90 persen perempuan, 10 persen laki-laki, itu tantangan kita. Nanti seleksi alam, petanya seperti apa, akan kita ketahui. Pelan-pelan masyarakat Rembang disuruh belajar atas fenomena ini,” jelasnya. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran kebutuhan tenaga kerja yang harus diantisipasi oleh pemerintah dan masyarakat.
Upaya Pemerintah Kabupaten Rembang dalam menggenjot program pelatihan keterampilan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi angka pengangguran serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan berbagai pilihan pelatihan yang ditawarkan, masyarakat diharapkan dapat lebih siap dan percaya diri dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompetitif.