Tribuanapost.id,Di sudut-sudut desa yang tenang, ketika matahari mulai beranjak turun dan angin sepoi-sepoi berhembus lembut, terdengar suara cangkir beradu dan aroma kopi yang khas memenuhi udara. Bagi warga desa, ngopi bukan sekadar aktivitas minum, melainkan ritual yang melekat erat dalam kehidupan sehari-hari. Ngopi menjadi momen penting untuk menghilangkan kepenatan pikiran dan mempererat hubungan sosial.
Setiap sore, di warung-warung kopi , para pria berkumpul dengan secangkir kopi hitam pekat. Ada yang duduk di bangku kayu, ada pula yang duduk lesehan di atas tikar,ada yang duduk diatas cangkruk. Suasana begitu hangat dengan obrolan ringan yang mengalir, mulai dari topik pertanian, kondisi cuaca, hingga cerita-cerita lucu yang mengundang tawa.
Pak Diri, seorang pensiunan yang sudah berusia 65 tahun, menuturkan bahwa kebiasaan ngopi di desanya sudah berlangsung turun-temurun. “Sejak saya kecil, ngopi sudah jadi kebiasaan. Bapak saya dulu selalu minum kopi sambil ngobrol dengan tetangga di sore hari,” kenangnya sambil menyeruput kopi kesukaannya.
Bagi Pak Diri dan warga lainnya, ngopi bukan hanya soal menikmati kopi itu sendiri, tetapi juga tentang kebersamaan dan melepaskan kepenatan,duduk bersama sambil minum kopi menjadi cara efektif untuk merilekskan pikiran. “Rasa lelah hilang ketika bisa berbagi cerita dengan teman-teman. Kopi ini seperti jembatan yang menghubungkan kami,” tambah Pak Diri.
Selain sebagai momen relaksasi, ngopi juga menjadi waktu yang tepat untuk bertukar informasi. Banyak keputusan penting desa yang awalnya dibicarakan di acara ngopi ini. Dari urusan tanam-menanam hingga kegiatan gotong royong, semua sering kali dibahas sambil menikmati kopi. Bahkan, tak jarang masalah-masalah kecil bisa diselesaikan dengan cepat karena suasana ngopi yang santai membuat orang lebih terbuka dan mudah berkomunikasi.
Anak-anak remaja di desa pun tidak ketinggalan dengan kebiasaan ngopi. Meski waktunya berbeda, biasanya di pagi atau sore hari, mereka berkumpul di warung kopi langgananya sambil menyeduh kopi dan menikmatinya . Mereka berbagi cerita tentang apa saja, atau sekadar melepas lelah setelah seharian bekerja dan atau berkutat dengan hp nya masing-masing.
Kebiasaan ngopi juga mendapat sentuhan modern dengan hadirnya warung kopi atau kafe kecil yang dikelola oleh warga desa. Warung kopi ini menjadi tempat favorit kaum muda dan para pekerja yang ingin menikmati kopi dengan suasana yang lebih nyaman dan beragam pilihan. Meskipun demikian, esensi dari ngopi tetap sama: tempat untuk berkumpul, berbagi cerita, dan menghilangkan kepenatan pikiran.
Kebiasaan ngopi di desa bukan hanya soal menikmati minuman, tetapi juga tentang menjaga tradisi, mempererat hubungan sosial, dan memberikan ruang untuk relaksasi di tengah rutinitas harian. Di balik secangkir kopi yang sederhana, tersembunyi kehangatan dan kebersamaan yang membuat hidup di desa terasa lebih ringan dan menyenangkan.(Red)