Tribuanapost.id-Rembang (02/02/24)-Pemerintah Desa Dadapmulyo Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang (Jumat,03/02/24), melaksanakan gerakan penghijauan sebagai langkah konkret dalam mengatasi susutnya mata air di wilayahnya. Sebanyak seribu pohon ditanam dalam kegiatan yang melibatkan Perangkat Desa,BPD,Ketua RT/RW,Tokoh Masyarakat dan masyarakat setempat.
Inisiatif ini diambil sebagai respons terhadap kondisi yang semakin memprihatinkan akibat menipisnya sumber mata air di desa. Ketua BPD Diri sekaligus pimpinan media online Tribuanapost.id bersama Kepala Desa Dadapmulyo Khabib, bersama masyarakat setempat, telah merancang program penanaman pohon untuk memperkuat fungsi hutan sebagai penyangga mata air.
Usaha sebelumnya yang dilakukan oleh media online Tribuanapost.id untuk mendapatkan bantuan pemerintah diakui mengalami kendala dana. Namun, melalui kemitraan dengan KPH Kebonharjo, inisiatif penghijauan ini mendapatkan dukungan penuh.
Pada bulan Januari 2024, mereka menerima bibit dari KPH Kebonharjo, termasuk pohon asem, alpukat, kopi, dan klengkeng. Langkah ini menunjukkan kolaborasi yang baik antara pemerintah desa dan lembaga terkait untuk menghadapi tantangan lingkungan.
Hari pelaksanaan gerakan penghijauan menjadi momen penting bagi warga Dadapmulyo. Sejak pagi, masyarakat berkumpul di lokasi penanaman dengan semangat dan kebersamaan. Dalam sambutannya, Ketua BPD Diri menegaskan pentingnya partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
“Kami percaya, dengan menanam seribu pohon ini, kita dapat memperbaiki ekosistem dan mengatasi susutnya mata air di desa kita. Mari kita jaga bersama hasil dari upaya kita ini untuk generasi mendatang,” ujar Ketua BPD Diri, mengajak semua warga untuk bersatu padu dalam menjalankan gerakan penghijauanroses penanaman dilakukan secara terorganisir. Warga dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk menanam berbagai jenis pohon di area yang telah ditentukan. Pohon asem dipilih karena kemampuannya dalam menahan erosi tanah dan memperkuat kualitas tanah. Sementara itu, alpukat, kopi, dan klengkeng dipilih karena keberagaman manfaatnya, mulai dari memberikan peneduh hingga memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.
Gerakan penghijauan ini tidak hanya menjadi upaya mengatasi susutnya mata air, tetapi juga sebagai bentuk edukasi dan kesadaran lingkungan bagi masyarakat. Semua pihak berharap bahwa penanaman seribu pohon ini akan menjadi langkah positif dalam menjaga keberlanjutan dan keseimbangan alam di Desa Dadapmulyo.