Tribuanapost.id-Pada malam Rabu, 14 Agustus 2024, halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng) menjadi saksi kemegahan gelaran wayang kulit yang memukau, sebagai bagian dari perayaan Hari Jadi Ke-79 Provinsi Jateng. Pertunjukan ini menampilkan keahlian Dalang Ki Warseno Slenk, yang dengan cemerlang membawa lakon “Semar Kembar-Sembadro Larung,” menghibur masyarakat yang hadir dan menegaskan kekuatan seni budaya Jawa di tengah arus modernisasi dan globalisasi.
Dalang Ki Warseno Slenk, yang dikenal sebagai salah satu maestro wayang kulit modern, menunjukkan kemampuannya dalam menghidupkan cerita tradisional dengan cara yang inovatif namun tetap menjaga kekayaan nilai-nilai budaya. Dalam pertunjukan kali ini, Ki Warseno Slenk membawa penonton pada sebuah perjalanan yang penuh warna melalui kisah “Semar Kembar-Sembadro Larung,” yang merupakan bagian dari repertoar wayang kulit klasik yang menggabungkan elemen moral dan filosofi kehidupan.
Gelaran wayang kulit ini bukan hanya sekadar acara hiburan, tetapi juga merupakan cerminan dari komitmen terhadap pelestarian budaya. Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana, yang turut menyaksikan pertunjukan hingga larut malam, menyampaikan apresiasinya terhadap pagelaran tersebut. Dalam sambutannya, Nana mengungkapkan betapa pentingnya kesenian wayang kulit dalam mempertahankan eksistensi budaya di tengah perkembangan zaman yang cepat.
Nana Sudjana menyoroti betapa kesenian wayang kulit tidak hanya memiliki penggemar setia di kalangan masyarakat Jawa, tetapi juga mendapatkan tempat di hati banyak orang di tingkat nasional dan internasional. Pujian ini tidak hanya ditujukan pada dalang Ki Warseno Slenk, tetapi juga pada dalang kembar Bagas Satyanegara dan Brata Satrianegara yang turut berperan dalam pagelaran dengan penampilan yang sangat mengesankan.
Dalam pandangan Nana, wayang kulit bukan hanya sekadar pertunjukan, tetapi merupakan wahana untuk menyampaikan nilai-nilai luhur, ajaran moral, dan filosofi kehidupan. Menurutnya, setiap lakon wayang kulit menyimpan pesan mendalam yang dapat menjadi pedoman hidup sehari-hari, mengajarkan kearifan dan kebijaksanaan.
Lakon “Semar Kembar-Sembadro Larung” yang dibawakan oleh Ki Warseno Slenk, menggambarkan tema keserakahan manusia terhadap duniawi. Dalam cerita ini, terdapat konflik dan tipu muslihat yang dilakukan dengan berbagai cara untuk meraih tujuan, namun pada akhirnya, kebatilan akan terungkap dan kebenaran akan mengemuka. Pesan moral yang disampaikan melalui lakon ini mengajak penonton untuk menjadi pribadi yang lebih baik, bijaksana, dan berakhlak mulia.
Gelaran wayang kulit ini juga dihadiri oleh Sekda Jateng Sumarno dan sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemprov Jateng, yang turut menyaksikan dan menikmati pertunjukan. Kehadiran mereka menegaskan dukungan terhadap seni budaya lokal dan komitmen untuk melestarikannya.
Dengan pagelaran ini, Ki Warseno Slenk dan para dalang lainnya menunjukkan bahwa wayang kulit tetap relevan dan berharga dalam masyarakat modern. Seni tradisional ini, yang terus berkembang dengan sentuhan inovatif, tetap mampu menarik perhatian dan menginspirasi berbagai kalangan, dari generasi tua hingga muda. Sebagai bagian dari perayaan Hari Jadi Provinsi Jateng, pertunjukan ini tidak hanya memperkaya warisan budaya tetapi juga merayakan keberagaman dan kekayaan budaya Jawa yang abadi.(Red)