Tribuanapist.id-Rembang 10/111/2244),Aqilah Firnanda salah satu murid kelas empat Madrasah Diniyah di Desa Babaktulung Kecamatann Sarang Kabupaten Rembang mempunyai tugas–kewajiban menutup pintu sekolah setiap jam pelajaran selesai (sore).
Melihat Aqilah Firnanda yang masih imut dan sendirian
saat melaksanakan tugasnya–menutup pintu sekolah, hasrat seks Mudakir (Ketua Yayasan) muncul .Tanpa rasa malu,ia merangkul, mencium dan meraba-raba bagian tubuh Aqilah Fiirnanda.
Atas kejadian itu dengan kepolosannya Aqilah Firnanda menyampaikan kepada Ibunya tentang perlakuan Mudakir kepada dirinya.
Setelah mendengar laporan Firnanda, Rumiyati selaku orang tua Finanda sangat kaget dan terkejut, kemudian pada hari berikutnya Rimiyati menggantikan tugas Fiirnanda (anaknya) untuk menutup pintu sekolah setiap usai jam pelajaran.
Melihat kebejatan moral Muddakir ,Rumiyati sebagai orang tua tidak terima, karena perbuatan itu bisa membuat suram masa depan Aqilah Firnanda.
Rumiyati mengharap bantuan hukum agar kebejatan Mudakir untuk diproses sesuai Undang-undang Perlindunngan Anak (PA)
Awak media Tribuanpost.id mengadakan klarifikasi tentang kasus tersebut,ketika Rumiiyati ditanya awak media
“siapa nama anak ibu? “tanya awak media
“Aqilah Firnanda.” jawabnya
Lanjut “bagaimana kejadiannya?”
“Ketika Firnanda bertugas menutup pintu sekolah setelah jam pelajaran selesai dan anak-anak sudah pulang Firnanda dipegang,diciumi ,dikecup dan diraba-raba payudaranya” jawabnya
Setelah selesai Finanda dikasih uang Rp. 10.000.
Dengan kepolosannya Firnanda bilang apa adanyaa kepada ibunya.
Setelah kejadian itu Rimiyati mengambil alih tugas anaknya–menutup pintu Madrasah Dinniyah Babaktulung setelah jam pelajaran selesai, karena rasa kuatir kejadian tersebut akan berulang lagi terhadap anaknya.
“Apa langkah ibu setelah kejadian ini? “tanya awak media
“saya harus menutup pintu tiap habis sekolah karena anak saya di lecehkan ,maka saya polisikan” jelasnya .
“apa harapan ibu terhadap oknum yang melecehkan anak ibu?” tanya awak media
“saya sebagai orang tua mohon dari pihak polisi dan PPA untuk menangani kasus ini seadil-adilnya karena saya sebagai oang kecil yang tak mampu apa apa” jelasnya.
Pewarta (Diri)