Tribuanapost.id-Temanggung,Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Jateng Agro-Innovation Expo (JAE) 2024, yang berlangsung dari 21 hingga 26 Agustus 2024 di Agro Center Soropadan. Acara ini tidak hanya menjadi ajang pamer dan jualan, tetapi juga berfungsi sebagai platform untuk menjawab tantangan modernisasi pertanian dan meningkatkan produksi hasil tani di provinsi tersebut.
JAE 2024 dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah, Sumarno, yang menyampaikan pentingnya acara ini dalam konteks pengembangan sektor pertanian di era modern. “JAE 2024 adalah sinergi antara Pemprov Jateng dan jaringan petani milenial. Sektor pangan memegang peran penting dalam tatanan negeri, terutama di tengah krisis pangan global yang dipicu oleh konflik antarnegara,” ujarnya.
Pameran ini menampilkan 260 stan yang mencakup berbagai aspek modernisasi pertanian. Pengunjung dapat melihat teknologi terbaru dalam pertanian, termasuk drone penyemprot pupuk, inovasi dalam varietas pertanian, serta berbagai produk hasil tani. Pameran ini juga menyoroti solusi teknologi seperti combine harvester, smart farming berbasis Internet of Things (IoT), dan pemupukan menggunakan pesawat nirawak atau drone.
Sumarno menjelaskan bahwa tantangan utama yang dihadapi sektor pertanian adalah keterlibatan anak muda dan berkurangnya lahan pertanian. “Bertani sering dianggap kurang bergengsi dibandingkan pekerjaan kantoran atau pabrik. Namun, petani milenial yang terjun ke bidang ini telah membuktikan bahwa sektor pertanian sebenarnya menjanjikan,” ungkapnya pada pembukaan acara.
Ia juga menekankan bahwa lahan pertanian semakin berkurang sementara jumlah penduduk yang memerlukan pangan terus meningkat. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan memanfaatkan teknologi. Menurutnya, pada periode 2025-2045, Jawa Tengah ditunjuk sebagai wilayah penumpu pertanian dan industri oleh pemerintah pusat. “Para petani akan menjadi garda terdepan dalam hal ini. Kami juga sedang menyiapkan peraturan terkait tata ruang, di mana sawah lestari akan dimasukkan,” urai Sumarno.
Dalam kesempatan tersebut, Sumarno mengajak jajaran Pemprov Jateng untuk terus mendukung petani melalui penyediaan fasilitas seperti air irigasi dan perbaikan kondisi alam dari hulu ke hilir. Dukungan ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Salah satu petani milenial yang turut serta dalam JAE 2024 adalah Hendi Nur Seto dari Temanggung. Hendi menilai ajang ini sebagai kesempatan yang baik untuk memotivasi petani di Jawa Tengah agar mengadopsi teknologi pertanian terbaru. “Teknologi mampu menghemat biaya dan memaksimalkan kualitas produk. Sebagai contoh, melon yang ditanam dengan teknologi green house dapat dijual dengan harga hingga Rp65 ribu per kilogram, dibandingkan dengan Rp4 ribu-Rp9 ribu per kilogram untuk produk konvensional,” katanya.
Hendi juga menekankan kesiapan para petani untuk menyambut penetapan Jawa Tengah sebagai wilayah penumpu pangan nasional pada tahun 2025. Ia percaya bahwa teknologi dan inovasi pertanian dapat membawa perubahan signifikan dalam perekonomian petani.
Jateng Agro-Innovation Expo 2024 mencerminkan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mengatasi tantangan sektor pertanian dan mempromosikan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan petani. Dengan partisipasi aktif dari petani milenial dan dukungan dari pemerintah, diharapkan pertanian di Jawa Tengah dapat berkembang pesat dan memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional.(Red)