Tribuanapost.id-Rembang,Di bawah langit cerah, pendapa Museum Kartini tampak ramai oleh kegiatan yang sangat berarti bagi masyarakat Kabupaten Rembang. Pada Senin, 12 Agustus 2024, Pemerintah Kabupaten Rembang menyerahkan hibah sebanyak 1.806 buku kepada 28 desa di 14 kecamatan. Buku-buku tersebut diserahkan secara simbolis kepada Bunda Literasi Kabupaten Rembang, Hasiroh Hafidz, dalam sebuah acara yang penuh semangat literasi.
Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Dinarpus) Kabupaten Rembang, Achmad Sholchan, dengan penuh antusiasme menyampaikan bahwa setiap desa penerima hibah akan mendapatkan sekitar 65 buku bacaan. Buku-buku ini diharapkan dapat menjadi cikal bakal pojok baca yang dapat menginspirasi desa-desa lainnya. “Insyaallah, pada akhir Agustus nanti kami akan berkunjung ke desa-desa penerima hibah buku dengan program memberikan bimbingan, binaan, dan sekaligus monitoring, tentang tindak lanjut dari bantuan ini,” ujarnya.
Hibah buku ini difokuskan pada anak-anak TK dan SD. Achmad Sholchan menekankan pentingnya menanamkan budaya membaca sejak dini. “Target kita untuk anak-anak dulu, karena anak-anak merupakan investasi jangka panjang untuk memajukan negara tercinta kita. Kalau kita mendorong anak remaja dan dewasa, mungkin kita agak kesulitan, karena mengubah pola hidup gemar membaca ini tidak mudah,” tambahnya.
Bunda Literasi Kabupaten Rembang, Hasiroh Hafidz, turut menyuarakan pentingnya keberadaan pojok literasi di setiap desa. Baginya, pojok baca merupakan salah satu cara efektif untuk menambah wawasan anak-anak dan menjauhkan mereka dari kecanduan gadget. “Sehingga bukan hanya HP yang dilihat, tapi anak-anak juga kenal kosakata yang ada di buku-buku ini. Karena di PAUD belum boleh diajari untuk membaca, tapi untuk perkenalan kosakata itu sangat dibutuhkan,” tuturnya.
Hasiroh Hafidz berharap hibah buku ini dapat memperkuat eksistensi pojok baca di desa-desa, terutama dengan dukungan dari PKK Pokja II. “Mohon ini nanti bisa diadministrasikan dengan baik, karena ada Pokja II. Nanti bisa memberi tugas Pokja II untuk mengadministrasikan dan menjaga kelestarian pojok baca ini, supaya bisa dimanfaatkan oleh semua masyarakat yang ada di desa,” harapnya.
Dalam perjalanan untuk meningkatkan indeks literasi di Kabupaten Rembang, hibah buku ini adalah langkah awal yang sangat berarti. Dengan adanya buku-buku baru, anak-anak di desa-desa penerima hibah dapat menikmati bacaan yang berkualitas dan bermanfaat. Pojok baca yang diharapkan tumbuh di setiap desa akan menjadi tempat yang nyaman bagi anak-anak untuk belajar dan menggali ilmu.
Pemerintah Kabupaten Rembang tidak hanya berhenti pada penyerahan buku semata. Mereka juga berencana untuk terus memantau perkembangan dan memberikan bimbingan agar program ini berjalan dengan baik. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk PKK dan masyarakat, sangat dibutuhkan agar tujuan ini dapat tercapai dengan optimal.
Program hibah buku ini tidak hanya sekadar memberikan akses pada bahan bacaan, tetapi juga merupakan upaya untuk membangun kebiasaan membaca yang kuat sejak dini. Dengan demikian, diharapkan generasi mendatang akan tumbuh menjadi individu yang cerdas, kritis, dan berwawasan luas, mampu menghadapi tantangan zaman dengan pengetahuan yang mereka miliki.
Langkah kecil yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Rembang ini, diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lainnya untuk turut serta dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat. Semoga program ini terus berlanjut dan memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan pendidikan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Rembang.(Red)