Tribuanapost.id-Semarang, 31 Juli 2024 – Sebanyak 60 peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan ke-32 diharapkan mampu berperan aktif dalam pengentasan kemiskinan sesuai dengan kompetensi masing-masing. Peserta yang berasal dari berbagai kementerian, lembaga, serta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota ini diharapkan dapat membawa inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat di wilayah tugasnya.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, saat membuka acara PKN di Gedung Sasana Widya Praja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Jateng, Rabu (31/7/2024). Dalam sambutannya, Sumarno menegaskan pentingnya peran pemimpin dalam menggerakkan inovasi yang tepat sasaran untuk menurunkan angka kemiskinan.
“Semua harus berinovasi dalam pengentasan kemiskinan,” kata Sumarno. Ia mencontohkan bahwa pemimpin yang memiliki kompetensi di bidang sosial harus mampu berinovasi dalam menciptakan program-program yang meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Hal yang sama juga berlaku bagi pemimpin di bidang-bidang lainnya, seperti ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kapasitas para pejabat eselon 2 yang memiliki tanggung jawab besar dalam membuat kebijakan di lingkup instansi masing-masing. Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat mengembangkan kemampuan kepemimpinan yang lebih baik, yang pada akhirnya mampu menghasilkan perubahan positif di masyarakat.
Peran Vital Pemimpin dalam Pengentasan Kemiskinan
Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi Lembaga Administrasi Negara (LAN), Basseng, yang juga hadir dalam acara tersebut, menekankan pentingnya peranan pemimpin dalam pengentasan kemiskinan. Ia menyatakan bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan, dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni, terutama dalam hal kepemimpinan.
“Pada posisi tersebut, peranan pemimpin sangat penting dalam berinovasi dan berkolaborasi,” ujar Basseng. Menurutnya, inovasi dan kolaborasi yang baik dari para pemimpin dapat membawa perubahan signifikan dalam upaya pengentasan kemiskinan di wilayah masing-masing. Oleh karena itu, ia mengajak para peserta PKN untuk tidak hanya mengandalkan kemampuan yang sudah dimiliki, tetapi juga terus belajar dan beradaptasi dengan dinamika yang ada.
Basseng menambahkan bahwa peserta PKN Tingkat II Angkatan ke-32 ini adalah pejabat eselon 2 yang sudah memiliki kapasitas untuk membuat perubahan. Namun demikian, peningkatan wawasan dan kemampuan dalam kepemimpinan masih diperlukan agar mereka dapat lebih efektif dalam menggerakkan orang maupun membawa perubahan-perubahan yang diinginkan.
“Para peserta diharapkan dapat menggunakan pelatihan ini sebagai momentum untuk memperkaya diri dengan ilmu dan pengalaman baru, yang kemudian dapat diimplementasikan dalam tugas sehari-hari,” tambah Basseng.
Komitmen dalam Menghadirkan Solusi
Kegiatan PKN Tingkat II ini juga menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menghadirkan solusi nyata bagi masalah kemiskinan di Indonesia. Dengan semakin banyaknya pemimpin yang terlatih dan memiliki kompetensi yang baik, diharapkan program-program pengentasan kemiskinan dapat berjalan lebih efektif dan tepat sasaran.
Sumarno dan Basseng sepakat bahwa inovasi dan kolaborasi menjadi kunci dalam menyelesaikan masalah kemiskinan. Oleh karena itu, para peserta PKN didorong untuk terus berpikir kreatif dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
Pelatihan ini akan berlangsung selama beberapa hari, dengan berbagai materi dan diskusi yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan para peserta. Selain itu, para peserta juga akan diberikan kesempatan untuk mengembangkan proyek inovatif yang dapat diaplikasikan di daerah masing-masing sebagai bagian dari komitmen mereka dalam pengentasan kemiskinan.(Red)