Tribuanapost.id,Kudus – Di tengah gempita dunia pariwisata Indonesia yang mulai bangkit pasca-pandemi, Kabupaten Kudus di Jawa Tengah menunjukkan geliat baru dengan paket wisata Patiayam dan dukungan terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Menyusul kunjungan dari berbagai daerah di Tanah Air, paket wisata Patiayam bersama UMKM setempat kini menjadi magnet baru bagi para wisatawan.
Menurut Himawan Noor Tauriq, Founder Patiayam The Adventure Kudus, paket wisata Patiayam sempat meraih popularitas tinggi sejak peluncurannya pada tahun 2019. Namun, gelombang pandemi COVID-19 menghantam keras sektor pariwisata, menyebabkan kunjungan wisatawan merosot drastis. “Saat itu, kita terpaksa menghentikan operasional karena tidak ada lagi wisatawan yang datang,” ungkap Himawan.
Memasuki era normal baru dan dengan meredanya pandemi, upaya untuk menghidupkan kembali paket wisata ini mulai dilakukan. Himawan dan timnya memanfaatkan media sosial serta berbagai media promosi lainnya untuk menarik perhatian kembali para wisatawan. Mereka menawarkan empat jenis paket wisata dengan rentang harga yang bervariasi, sesuai dengan kebutuhan dan anggaran pengunjung.
Paket wisata termurah, Safari Terban, dibanderol dengan harga Rp280 ribu untuk empat orang. Paket ini mencakup kunjungan ke Rumah Jadoel, Museum Patiayam, Gardu Pandang, dan pengalaman “offroad” Patiayam. Paket ini dirancang untuk memberikan pengenalan dasar tentang keindahan Patiayam kepada pengunjung baru.
Paket Safari Logung, seharga Rp350 ribu, menawarkan pengalaman yang sedikit lebih mendalam dengan kunjungan ke Kebun Bambu Logung, Tugu Identitas Logung, Waduk Logung, Bukit Percil, serta makan. Sementara itu, Paket Ceria yang lebih komprehensif dihargai Rp550 ribu. Paket ini mencakup Rumah Jadoel, Museum Patiayam, “speedboat/river tubing” di Logung, Bukit Percil, bermain di Sungai Sintru, dan makan.
Paket paling mahal, Safari Patiayam, dengan harga Rp600 ribu, menawarkan pengalaman lengkap termasuk Rumah Jadoel, Museum Patiayam, “offroad” Bukit Patiayam, bermain di Sungai Sintru, dan makan. “Kami juga sudah bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pelaku UMKM hingga objek-objek wisata yang ada di Kudus,” tambah Himawan.
Selain paket wisata, dukungan terhadap UMKM lokal menjadi bagian integral dari strategi promosi ini. UMKM di Kudus menawarkan produk-produk menarik seperti pembatik “ecoprint” dari Desa Kandangmas yang menggunakan teknik pewarnaan alami. Ada juga ketela gudang di desa yang sama, serta atraksi wisata lokal lainnya. “Kolaborasi ini tidak hanya mendukung pariwisata tetapi juga membantu meningkatkan ekonomi lokal,” jelas Himawan.
Produk batik “ecoprint” menawarkan sentuhan unik dan ramah lingkungan, menjadikannya daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang tertarik dengan kerajinan tangan lokal. Ketela gudang yang diolah menjadi berbagai produk kuliner juga menjadi salah satu daya tarik kuliner bagi para pengunjung.
Melihat respons positif dari wisatawan, Himawan optimis bahwa Patiayam dan UMKM di Kudus akan terus berkembang. “Kami berharap, dengan paket wisata yang kami tawarkan dan dukungan terhadap UMKM, Kudus dapat menjadi destinasi wisata yang semakin dikenal luas,” ujarnya penuh harapan.
Dengan pemulihan sektor pariwisata dan dukungan terhadap UMKM, Kabupaten Kudus kini tampil sebagai salah satu destinasi wisata yang menawarkan pengalaman otentik dan bermanfaat bagi pengunjung. Paket wisata Patiayam dan produk-produk UMKM lokal menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat menciptakan sinergi yang saling menguntungkan.
Kunjungan wisatawan ke Kudus menunjukkan bahwa meskipun tantangan pandemi masih terasa, semangat untuk menjelajahi keindahan lokal dan mendukung usaha-usaha kecil tetap menjadi bagian dari perjalanan wisata yang bermakna.